Home » Peristiwa masa lalu » ReelOzInd! 2017

ReelOzInd! 2017

Juri

Mira Lesmana

Mira Lesmana adalah seorang produser film Indonesia. Mira tertarik dalam perfilman ketika tinggal di Australia dengan keluarganya. Setelah kembali ke Indonesia dan lulus dari Institut Kesenian Jakarta, dia membuat filmnya yang pertama. Dia memproduksi beberapa film yang sukses secara komersila. Banyak karyanya merupakan hasil kolaborasi dengan sutradara Riri Riza, yang juga menjadi asisten manager perusahaan perfilmannya Miles Films. Film yang terbaru Ada Apa Dengan Cinta? 2 yang dirilis bulan April 2016. Mira juga salah satu pendiri Masyarakat Film Indonesia.

Riri Riza

Riri Riza seorang sutradara, produser, dan penulis naskah film. Riri, lulusan Institut Kesenian Jakarta tahun 1993, dan jurusannya penyutradaraaan. Riza menyutradarai filmnya yang perdana Kuldesak pada tahun 1998. Bersama Mira Lesmana, Riza juga menjadi produser film. Film mereka Ada Apa Dengan Cinta?, disutradarai oleh Rudy Soedjarwo ditonton oleh 2 juta penonton pada tahun 2002 yang menjadi daya tarik box office terbesar. Seri terbaru dirilis bulan April 2016. Filmnya yang lain adalah Gie, Untuk Rena, dan 3 Hari Untuk Selamanya, Sokola Rimba dan Atambua 39C

Andrew Mason

Andrew Mason adalah produser yang berpengalaman 30 tahun di perfilman dan TV. Dia memproduksi thriller new line gaya kafkaesque Dark City 1998 disutradarai Alex Proyas. Antara 1998 dan 2003 dia produser atau eksekutif produser bagi film-film diantaranya the Waschowski brother’s The Matrix dan sambungannya, Matix Reloaded dan Matrix Revolutions. Baru saya dia memproduksi film yang baru dirilis The Water Diviner arahan perdana Russell Crowe. Mason mempunyai beberapa peran resmi yang penting pada Dewan LayarPutih New South Wales, Sydney Film Festival, dan Dewan Sekolah TV & Radio Australia.

Novi Kurnia

Novi Kurnia adalah seorang dosen dan periset dari jurusan Ilmu Komunikasi,
FISIP UGM, Yogyakarta, Indonesia. Dia juga periset pada Pemantau Regulasi
dan Regulator Media (PR2Media), Yogyakarta. Novi pendiri dan ketua
IF!fest, Festival Film Indonesia di Adelaide tahun 2006, 2008, dan 2009. Dia mengorganisir dan menjadi anggota juri dalam beberapa festival film di kota
asalnya, Yogyakarta.

Krishna Sen

Krishna Sen, seorang Guru Besar dan mantan Dekan Fakultas Humaniora Universitas Western Australia dan dikenal secara internasional sebagai seorang peneliti utama studi Indonesia dan media kontemporer. Krishna adalah seorang Peneliti Utama di Australian Academy of Humanities dan salah satu pendiri Australia Research Council’s
Asia Pacific Cultures and Cultural Research Network.

Yosep Anggi Noen

Yosep Anggi Noen lahir di sebuah desa di Jogjakarta bernama Kali Duren. Mulai membuat film pendek bersama teman-teman sekolahnya sampai menyelesaikan studinya di Jurusan Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Feature keduanya, Istirahatlah Kata-Kata tentang penyair Wiji Thukul diundang ke Locarno Film Festival dan festival internasional lain-lain dan meraih penghargaan film terbaik dalam ajang
Bangkok ASEAN Film Festival (BAFF) 2017.

Cika Prihadi

Fransiska Prihadi adalah direktor program MINIKINO, organisasi pertama di Indonesia yang menyatakan diri fokus pada film pendek, segera menarik perhatian publik. Pada bulan Maret 2003, Minikino mulai melakukan pemutaran dan diskusi film pendekdi venue partner pertama diluar Bali. Cika juga arsitek, pengusaha untuk
pendidikan dan apresiasi film. Minikino Film Week, Bali, 7-14 October 2017.

Youth Jury Members

Abigail Wong

Abigail adalah siswi kelas 9 di Footscray City College. Dia sangat menyukai film dan media dan menikmati menonton film komedi dan menikmati sinematografi yang baik. Abigail percaya bahwa film adalah media yang bagus untuk berkomunikasi melalui budaya karena terlepas dari bahasa, cerita yang hebat dapat menyampaikan pesan kepada orang-orang dari berbagai latar belakang.

Ingrid Burkhardt-Wang

Ingrid adalah siswi kelas 9 di Footscray City College. Dia menyukai film dan media karena dia merasa ini adalah cara yang bagus untuk mengungkapkan pendapat dan pandangan dengan cara yang menawan dan menghibur.

Geildyan Athallah Dwiputra

Geildyan adalah siswa berusia 15 tahun di SMA Labschool Cibubur di Jakarta Timur. Ia menyukai film dan musik Dia mewakili Indonesia di Gangneung Junior Art Festival di Korea, 2016.

Festival Dates

27 September 2017: 18:30, Australian Premiere, Australian Centre for the Moving Image, Melbourne

27 September 2017: 18:30, Indonesian Premiere, Institut Français Indonesia / Lembaga Indonesia Prancis, Yogyakarta

27 September 2017 to 4 Oktober 2017: Mediatheque, Australian Centre for the Moving Image, Melbourne

1 Oktober 2017: 10:00, IndoFest, Victoria Square, Adelaide

2 Oktober 2017: 12:00, 7th Floor, Building A, FISIP, Universitas Brawijaya, Malang

4 Oktober 2017: 13:00, School of Design Multifunction, 1st Floor, B Building, Universitas Pelita Harapan, Tangerang

5 Oktober 2017: 18:30, National Film and Sound Archive, Canberra

11 Oktober 2017: 13:30, Atma Jaya University, Jakarta

12 Oktober 2017: 17:30pm, 3rd Minikino Film Week, Gedung Merdeka lantai 1 (BPPD Denpasar) – Jl.Surapati IV no.6, Denpasar

13 Oktober 2017: 17:30pm, 3rd Minikino Film Week, Campuhan College, Jl.Campuhan-Sanggingan, Ubud

14 Oktober 2017: 18:00, Newfarm Cinemas, Brisbane

14 Oktober 2017: Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis

17 Oktober 2017: 11:00, Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Jatinangor

19 Oktober 2017: 17:30, ISLA Unimelb, Room 121, Alan Gilbert Building, The University of Melbourne

21 Oktober 2017: 19:30, Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis

22 Oktober 2017: 18:30, Kinotika, Rumata Artspace, Makassar

23 Oktober 2017: 18:30, Deckchair Cinema, Darwin

1 Nopember 2017: Popsicle Cinema Club, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang

3 Nopember 2017: 13:00, Petra Little Theatre, Universitas Kristen Petra, Surabaya

7 Nopember 2017: 18:30, Dendy Newtown, Sydney

18 Nopember 2017: SMK Negeri 3, Jember

18 Nopember 2017: El Champion Cafe, Samarinda, East Kalimantan

24 Nopember 2017: 18:30, Cominos House, Cairns

Festival trailer

Pemenang

Film Terbaik/ Dokumenter Terbaik/ Kolaborasi terbaik antara pembuat film Indonesia-Australia
Arohuai/Missing Home
Dery Prananda (sutradara/skenario) and Kartika Pratiwi (produser/skenario), Indonesia/Australia, 2017

Film Terbaik/ Animation Terbaik
Aquiescence
Fierrany Halita (sutradara/produser/skenario), Indonesia, 2016

Fiksi Terbaik
Lost/Hilang
Rose Clynes (sutradara/skenario) and Jonathan Soerjoko (sutradara/produser), Indonesia/Australia, 2017

Pelajar Terbaik
Water For Grandpa Jan
Michael Abimanyu Kaeng (sutradara/produser/skenario), Indonesia, 2017

Galeri foto

ReelOzInd Launch