Kami melanjutkan rangkaian sesi Tanya Jawab kami dengan sutradara pemenang ReelOzInd! 2020 bersama Fabiana Alam, produser Mayang O Mayang, penerima penghargaan Fiksi Terbaik tahun ini.
Fabiana Alam adalah seorang desainer grafis dan pakar media sosial yang berpengalaman, yang memulai karir pembuatan filmnya sebagai co-produser film pendek LASAGNA (Eve Without Adam). Dia bekerja sama dengan sutradara dan penulis Anggita Puri untuk memproduksi Mayang O Mayang. Di dalamnya, Joko bermimpi tentang seorang wanita dengan selendang yang dianggapnya sebagai pasangannya dan mulai mencarinya. Dalam perjalanannya, ia berkali-kali berpapasan dengan wayang Betawi, atau Ondel-ondel.
Apakah Anda tahu banyak tentang Indonesia / Australia sebelum memutuskan untuk mengikuti festival film pendek?
Saya masih pemula sebagai pembuat film, dan Mayang O Mayang adalah film pertama [dimana] Saya menjadi produser solo. Saya bermimpi bahwa film yang saya produksi dapat diputar dan ditayangkan di festival film internasional, dan Australia menjadi salah satu negara yang saya impikan karena Australia adalah salah satu negara paling maju di dunia dan memiliki dukungan yang besar untuk industri film di dalam negerinya maupun di luar Australia. Kemudian, saya menemukan Festival Film Pendek Australia Indonesia ReelOzind!, kolaborasi antara Australia dan Indonesia yang mendukung sineas indie di Australia dan Indonesia tanpa memberikan batasan ide dan ruang. Tanpa ragu saya menyerahkan Mayang O Mayang ke Festival Film Pendek ReelOzind!.
Apa yang Anda pelajari dari film Anda dalam kaitannya dengan pengembangan profesional Anda sendiri?
Bekerja di kota besar, seperti Jakarta yang juga ibukota negara Indonesia, tidaklah mudah. Banyak orang datang ke ibukota untuk mencoba peruntungan, sayangnya banyak juga yang gagal. Mereka harus menemukan berbagai cara berbeda agar bisa bertahan hidup. Meski begitu, setiap kota memiliki keajaiban tersendiri terutama bagi mereka yang pantang menyerah untuk menggapai impiannya.
Bagaimana pandemi berdampak pada pekerjaan kreatif Anda?
Apa yang saya rasakan paling berdampak adalah pada cara kita berkomunikasi – semuanya telah menjadi sepenuhnya digital. Meski kita sudah sering melakukan banyak hal secara digital, nyatanya cukup sulit untuk sepenuhnya beradaptasi dengan digital. Terkadang hal itu dapat menyebabkan kesalahpahaman, atau tidak dapat berkomunikasi sama sekali karena koneksi yang buruk.
Watch the ReelOzInd! 2020 Festival and Q&A here
Watch and vote for all shortlisted films here